Last Day Lying under The Night Sky-PPSN 2015

at the traditional market

at the traditional market

Aku dan Ibi sowan dari tenda ke tenda di tapak kemah perempuan. ke tenda Jawa Timur. waw.., keren, disini tendanya kreatif sekali membuat tapak kemahya. Di bagian terasnya terdapat rak buku, dan isinya kalian tahu apa? Komik Conan semua! Saat aku dan Ibi masuk ke tenda ‘ruang tamu’, ada meda berkaki pendek dan buku tamu seperti di resepsi pernikahan.

di situ ada jam, tanggal, nama, asal kontingen, kontak yang bisa dihubungi. Dan terakhir tuuan kedatangan. Aku menyikut si Ibi dan bertanya “Tujuan kita apa?” ibi cuma nyengir dan memberitahuku dia sudah punya janji dengan kenalan cewek di sini. “Aku mau minta jenang disini,”

“Ibi! Eh., kowe tho,”  namanya Nisa, tubuhnya mungil dan kurus. tapi jelas mempunyai daya tarik tersendiri. Ia tampak cekatan dan cerdas. Pantas, saat diskusi makan siang tadi, Ibi menjelaskan betapa ia mengagumi gadis Jawa Timur ini. Dan mereka cuma bertemu kebetulan saja di bazar saat malam pengajian akbar. (Banyak yang kabur karena kebosanan).

Dari tenda Jawa Timur, kami mampir ke tenda Jawa Baraat. Nah, kalau ini memang teman-teman si Ibi dulu sebelum sekolah di Jogja. Pantas ia bisa bicara nyunda. Sampai ustadnya mereka di MTs dulu. Akhirnya dengan wajah gugup Ibi pun menerima handphone, waduh banyak kosa-kata Arabnya. Aku cuma diam dan meilih beramah-tamah dengan teman-teman lama Ibi. ” Ibi gimana dulu pas MTs?”

“Wah, pendiem dulu mah gue,” tahu-tahu si Ibi nyahut.

“Iya, dia pemalu dulu,” Aku seketika melongo. Gak nyangka aja Ibi yang supel ini pemalu “Resek gak dia?” Tanyaku lagi seraya terkekeh. “Iya nyebelin dia mah!” hebat. Betapa teman dekat justeru sering meledek dan mengejek. “Iya, na’am ustadz, ana fil kasyafah, Kalimantan ustadz,” Ibi menutup salam dan kami kembali ke tenda. Hujan malah menderas. Terpaksa Ibi berteduh sebentar di tendaku. Aku sibuk menyerok air yang menggenang di teras tenda. Tiba-tiba Kindi datang terengah. Dan jelas wajahnya tidak membawa kabar baik. “Kenapa Kak Kindi?” Tanyaku masih mengelap air yang tampias masuk ke dalam tenda.

Continue reading

COKELAT, A Pieces of Yogyakarta Taste in Chocolate Menus

The Volcano Cake!

The Volcano Cake!

I was just so excited today! You know what? Since 3 weeks ago we planned—me and Yasmin—about the place that we will take for hang out but unfortunately we never had a chance. And today, that chance is came! Im so glad since I really obsessed to invite Yasmin visited “Cokelat”.

Continue reading

Back to Nature in Tourism Village

The Traditional Mosque

The Traditional Mosque

“Very true Indeed. The Tourism Village actually is a lodging areas for the tourist of Indonesia Miniature Park. Only the lodging building are not luxury style and more impressed like village housing,”

Well, ancient roof, low ceiling, the pillars stand up at terrace with Jepara’s wooden carving. Plus the lamp terrace with old design—it’s design based on Java’s traditional lamp. There were Java houses, and also Batavia Houses. After parked on the uphill road, we went to the mosque.

****

Continue reading