Menyusuri jalan Martadinata, menyusuri jembatan yang menyebrangi Kali Winongo, kami menikmati senja yang akan segera berakhir sambil berjalan kaki dari jalan Agus Salim sampai ke pasar Serangan. Menyebrangi perempatan Cavinton yang tampak glamour oleh cahaya dari lampu jalan dan tentunya, lampu hotel Cavinton.
Sebenarnya tujuan kami kali ini tidak related dengan hotel cavinton. Tapi kurasa tak ada salahnya membahas sedikit kemegahan hotel tersebut—yang disekitarnya banyak musisi jalanan yang baru beres-beres jelang magrib. Kamipun menyebrang ke belokan di depan pasar, dan melipir sepanajng kios yang telah tutup. Akhirnya tibalah kami di pintu masuk. Sebuah restoran dengan konsep party outdoor. Secret Garden. Sesuai namanya, restoran ini beruansa hijau selayaknya sebuah taman. Dan lokasinya sangat rahasia, siapa yang menyangka di balik deretan kios pasar, dan dalam jalanan gelap beraroma tak sedap ini ada tempat seindah Secret Garden. Memang cukup kontras kondisinya, antara gerobak dan warung-warung kelontong atau angkringan sebrang pintu masuknya Secret Garden, dan nuansa di pintu masuk yang—waw, seolah memasuki dimensi lain!
Sebenarnya dari awal aku tahu ada restoran bernama Secret Garden di kawasan ini saja aku sudah terheran-heran. Seperti, hm, entahlah, salah penempatan. It’s not supposed to be here, got it? Karena itulah mungkin disebut SECRET.
Lingkungan di luar restoran ini sangat kumuh dibandingkan restorannya, ada tumpukan buntalan plastik isi sampah yang belum diangkut. Dan gerobak-gerobak kosong yang diparkir entah kemana siempunya. Jadi mungkin kalau bukan karena rekomendasi teman aku tidak akan pernah tahu ada restoran elite di daerah tersebut. Seharusnya ya, pendapatku, restoran Secret Garden ini baru match kalau didirikan dalam kawasan yang elite pula. Mungkin di dalam perumahan Lippo Cikarang atau Residence entah apa. Tetapi yasudahlah, mungkin justeru dengan lokasinya yang seperti salah tempat ini jadi banyak pengunjung yang mencari. Dan karena itu pulalah, Secret Garden sangat memorable.
Syukur malam ini cukup cerah sehingga kita bisa memilih tempat duduk di taman. Banyak meja panjang dengan bangku kayu panjang khas bangku taman. Cocok sekali untuk acara barbeque. Oya, disini kita bisa booking tempat untuk acara ulang tahun. Biasanya tempat yang paling sering dipakai itu…, Gazebonya. Cocok juga sih, buat acara lamaran seperti di film-film eropa klasik. Haha. Di tengah taman ada objek yang menjadi pusat spot untuk berfoto, yaitu, kolam air mancur. Warna emas patung yang memahkotai bagian puncaknya membuat kolamnya nampak mewah. Patung itu sebenarnya patung lambang perdamaian dunia. Dengan beberapa anak kecil yang bergandengan tangan mengelilingi sebuah globe raksasa dengan arah mata angin menancap di atasnya. Walaupun sih, kata Abi, mereka bukan saling menjaga melainkan saling menahan agar temannya tidak kabur. Makanya digandeng. Hehehe.
Di sisi lain taman ada bagian indoor juga. Rumah bercat putih pucat dengan teras yang memiliki tiang berukir dan ramping semakin mengesankan gaya klasik restoran ini. Banyak pasangan muda yang terlihat asyik menikmati malam dengan berbincang dan sibuk dengan dunia mereka sendiri. Mereka kebanyakan menempati meja di bagian outdoor. Mungkin biar lebih romantis. Tapi ada juga yang mau sepi berdua di indoor.
Karena rata-rata pengunjung restoran lebih cenderung menempati outdoornya atau gazebo. Keluargaku segera memilih menu setelah mendapat meja panjang yang tak jauh dari menara pandang. Aku agak heran sebenarnya, dengan keberadaan si menara pandang ini. Ya not bad sih, hanya saja terlihat seperti bekas tempat pengawasan Belanda waktu zaman penjajahan baheula.
Yang menjadi ciri khas Secret Garden selain konsep garden-nya adalah lampu taman yang dirangkai melintasi taman, bersilangan, cahanya kerlap-kerlip dengan satu warna kuning redup.
Oke, segera pesan makanan. Untuk menu utama kami memesan Chicken Maryland, Chicken Cordonbleu, dan Calamari. Untuk dessert ada Fried Chocolate Ice cream:

Fried Chocolate Ice Cream
Garlic Bread, Crème Brulee, dan Pancake Cheese.

Cheese Pancake
Untuk creeme Brulee, hm, to be honest, aku awalnya agak bingung cara bacanya. Yang jelas makanan ini porsinya mini, dan seperti puding padat yang bagian permukaannya disirami oleh cairan karamel yang dibakar langsung di wadahnya dengan mesin pembakar kecil. Yang bentuknya seperti untuk tukang las, tahu kan?

Creeme Brulee
Yap, sementara baverage disini sebenarnya standard aneka jusnya. Cuma dimodif sedikit namanya biar kece. Ada Strawberry, Guava, Lychee, dan Honeydew Juice. Kusus Fatih, ya, dia sangat doyan Cream Soup yang mirip dengan Zouppa Soup.
Soal rasa sejujurnya aku tidak bisa mendeskripsikannya. Semua terasa enak, lezat dan seusia pada porsi masing-masing. Khusus menu utama, yaitu yang serba ayam. Selalu disajikan bersama semangkuk kecil saus lada hitam. Rasanya gurih dan kental. Di dalam Cordonbleu malah ada potongan keju yang direkatkan dengan lapisan fillet ayamnya. Beda dengan Cordonbleu yang khas Prancis, Chicken Maryland merupakan makanan khas Amerika.
Sementara ada yang bernama Calamari. Yaitu bahasa Italia dari Cumi-cumi. So, kesimpulanku, kebanyakan pilihan menu disini merupakan makanan khas luar negeri. Hmmm, mendadak jadi merasa seperti orang kompeni tulen yang kaya raya. Dan mengenakan gaun berkorset lalu duduk-duduk di taman untuk pesta minum the. Oke, terlalu jauh menghayal.
Selain pelayanan yang bagus, fasilitas disini juga cozy. Yang langsung kutandai ialah musolanya! Musolanya sangat nyaman, kita bisa berlama-lama dan khusuk dalam menghadap-Nya.
Komentar adik bungsuku untuk Restoran Secret Garden Coffee and Chocolate; “Tempatnya indah, makanannya enak!”

so romantic